A Ciri-ciri Hutan Mangrove. Hutan yang pada umumnya terkenal di daerah pesisir pantai ini mempunyai ciri khas yang berbeda dengan jenis hutan lainnya. Berikut adalah beberapa ciri hutan mangrove atau hutan bakau: Mayoritas ditumbuhi tanaman bakau atau bakau dengan ciri akar yang mencuat atau muncul ke permukaan.
Kita mungkin sudah sering mendengar mengenai hutan mangrove, atau paling tidak kita sering mendengar nama hutan mangrove di telinga kita, terlebih kita tinggal di Indonesia baca letak astronomis dan geografis Indonesia . Hutan mangrove ini sama saja dengan jenis hutan yang lainnya. Alasan mengapa hutan ini dinamakan sebagai hutan mangrove adalah karena pepohonan yang hidup di hutan ini didominasi atau hampir semuanya adalah pepohonan mangrove atau pepohonan bakau, sehingga dinamakan sebagai hutan mangrove atau hutan bakau baca ciri-ciri hutan bakau ini merupakan hutan yang berada di lingkungan perairan payau. Hutan ini merupakan hutan yang sangat dipengaruhi okeh keberadaan pasang surut air laut baca manfaat pasang surut air laut. Ekosistem hutan ini juga khas. Ke khasan ekosistem hutan mangrove ini salah satunya karena adanya pelumpuran di wilayah hutan tersebut. Karena jenis tanah yang dimiliki oleh hutan ini cenderung berlumpur, maka bisa dibayangkan hanya sedikit jenis tumbuhan yang bisa hidup di daerah jenis hutan tentulah berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jika suatu hutan tidak berbeda satu dengan yang lainnya, tentu tidak akan ada jenis- jenis hutan. Setiap hutan pasti mempunyai karakteristik atau ciri-cirinya masing- masing, begitu pula dengan hutan mangrove ini. Hutan mangrove mempunyai karakteristik atau ciri- ciri tertentu. Beberapa karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hutan mangrove ini antara lain adalah sebagai berikutDidominasi oleh tumbuhan mangrove atau tumbuhan bakau, yakni tumbuhan yang mempunyai akar mencuat ke permukaanTumbuh di kawasan perairan payau, yakni perairan yang terdiri atas campuran air tawar dan air asinSangat dipengaruhi oleh pasang surut air lautKeberadaannya terutama di daerah yang mengalami pelumpuran dan juga terjadi akumulasi bahan organikItulah beberapa karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hutan mangrove ini. Ciri- ciri yang telah disebutkan di atas merupakan ciri khusus yang hanya dimiliki oleh hutan ini saja, sehingga hanya disebutkan beberapa saja. Untuk mengetahui lebih lengkap dan jelas mengenai hutan mengrove ini, baca di ciri- ciri hutan Hutan MangroveSeperti yang telah kita ketahui bersama bahwa di Bumi ini makhluk hidup akan bersosialisasi atau berinteraksi dengan lingkungan yang berada di sekitarnya, dan juga dengan komponen- komponen yang ada di dalamnya baik komponen biotik maupun abiotik. Proses interaksi antara keduanya ini disebut dengan ekosistem baca ekosistem darat dan ekosistem air. Ekosistem ini ada di setiap tempat di Bumi, dimana setiap tempat di Bumi atau disetiap habitat mempunyai ekosistemnya masing- masing. Termasuk juga dengan hutan mangrove ini adalah sebuah ekosistem hutan baca ekosistem hutan hujan tropis mangrove ini bisa dikatakan sebagai jenis ekosistem yang khas. Mengapa dikatakan khas? Hal ini karena ada sesuatu yang membedakan antara yang dimiliki oleh ekosistem hutan mangrove ini dan tidak dimiliki oleh ekosistem hutan yang lainnya. Beberapa ke khasan yang dimiliki oleh ekosistem hutan mangrove ini antara lain adalah adanya pelumpuran yeng mengakibatkan hal – hal sebagai berikutKurangnya abrasi tanahSalinitas tanah yang tinggiMengalami daur penggenangan oleh pasang surut air lautHanya sedikit jenis tumbuhan yang dapat hidupJenis tumbuhan yang dapat tumbuh bersifat khas karena telah melewati proses adaptasi dan juga evolusiItulah beberapa ke khasan yang dimiliki oleh ekosistem hutan bakau ini. Ekosistem hutan bakau ini merupakan ekosistem yang sangat unik. Ekosistem hutan mangrove ini sangat perlu dipelihara dan dilestarikan, Hal ini karena ekosistem hutan mangrove ini sangat bermanfaat dan mengandung fungsi yang di Hutan MangroveHutan mangrove merupakan jenis hutan yang tidak hanya ditumbuhi oleh satu macam tanaman saja, yakni tanaman mangrove. Namun, hutan mangrove juga ditumbuhi oleh jenis tumbuhan yang lainnya. Jenis tumbuhan yang mampu tumbuh di hutan mangrove ini berbeda- berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini karena bereaksi terhadap variasi atau perubahan faktor lingkungan fisik tertentu, sehingga menimbulkan zona- zona vegetasi tertentu. Beberapa faktor lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh antara lainJenis tanahFaktor lingkungan fisik yang pertama mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh adalah jenis tanah baca lapisan tanah. Sebagai tempat pengendapan, substrat yang ada di wilayah pesisir pantai baca manfaat pantai bisa sangat berbeda dengan daerah lainnya. Pada umumnya, hutan bakau ini berada di wilayah yang tanahnya berupa lumpur tanah liat dan bercampur dengan bahan- bahan organik. Namun ada beberapa wilayah yang memiliki bahan organik dengan porsi yang berlebihan, bahkan berupa lahan gambut baca ciri-ciri hutan rawa gambut. Selain itu juga ada substrat yang berupa lumpur mengandung pasir yang tinggi, bahkan dominan pecahan- pecahan karang. Hal seperti ini terjadi di pantai- pantai yang yang dekat dengan kawasan terumbu karang. Dengan kondisi substrat yang demikian, maka jenis tumbuhan yang dapat tumbuh di hutan mangrove ini harus bisa beradaptasi dengan keadaan substrat yang ombakSelain jenis tanah, faktor selanjutnya yang akan mempengaruhi jenis tanaman di hutan mangrove adalah terpaan ombak. Bagian luar dari hutan mangrove ini berhadapan langsung dengan laut lepas, hal ini tentu saja akan membuat bagian depan hutan ini selalu diterpa oleh ombak yang keras juga aliran air yang kuat. Sementara di bagian dalam hutan lebih tenang daripada bagian mangrove ada kemiripan dengan hutan yang lainnya, yakni di bgaian hutan yang berhadapan langsung dengan muara sungai. Melihat kenyataan keadaan di hutan mangrove ini, terlebih berkaitan dengan terpaan ombak, maka sudah bisa dipastikan bahwa tanaman yang berada di luar dan berada di dalam berbeda. Jenis tanaman yang berada di luar tentunya lebih kuat daripada yang ada di dalam karena harus berhadapan langsung dengan ombak dan aliran air yang keras. Jenis mangrove yang tumbuh di bagian luar dan sering digempur ombak adalah mangrove Rhizophora spp. Jenis mangrove yang ada di bagian dalam dimana air lebih teang adalah adalah jenis api- api hitam atau Avicennia oleh air Faktor fisik yang ketiga yang mempengaruhi jenis tumbuhan di hutan bakau adalah tentang genanagn air. Di hutan mangrove yang mana bagian luarnya selalu terkena terpaan ombak, maka akan mengalami genangan air yakni genangan air ombak maupun air pasang. Terkadang genangan ini akan merendam dalam waktu yang lama daripada di bagian lainnya. Sehingga dapat dipastikan bahwa di hutahn mangrove akan terbentuk variasi kondisi lingkungan, dimana bagian luar akan sangat basah, bagian tengan lembab, dan bagian dalam yang relatif lebih adanya perbedaan kondisi yang demikian ini maka akan tercipta zonasi vegetasi mangrove yang berlapis- lapis secara alami, dan jenis mangrove yang tumbuh pun berbeda- beda di setiap zona nya. Di bagian yang lebih dalam, dimana banyak terdapat air yang tergenang ditmbuhi R. mucronata dengan jenis kendeka atau Bruguiera spp, kaboa atau Aegiceras corniculata, dan lain dekat sungai baca manfaat sungai, dimana terdapat air tawar, hidup nipah atau Nypa fruticans, pipada atau Sonneratiacaseolaris, dan bintaro atau Cerbera spp. Sementara di bagian yang paling dalam, dimana keadaannya kering, tumbuh nirih atau Xylocarpus spp, teruntum atau Lumnitzera racemosa, dungun kecil atau Heritiera littoralis, dan kayu buta- buta atau Exoceria beberapa faktor yang mempengaruhi jenis flora yang tumbuh di hutan mangrove berdasarkan karakteristik wilayah atau zona nya masing- masing. Selanjutnya, flora yang ada di hutan mangrove ini mengalami bentuk adaptasinya sendiri- sendiri. Bagaimanakah bentuk adaptasi dari tanaman di hutan mangrove ini?Bentuk Adaptasi Hutan MangroveSemua makhluk hidup harus melakukan adaptasi demi bisa bertahan hidup di lingkungannya baca fungsi lingkungan hidup. Demikian halnya dengan pepohonan yang berada di hutan mangrove ini. Pepohonan mangrove harus melalukan adaptasi demi bertahan hidup melawan kerasnya lingkungan hidupnya, yakni yang berada di tepi pantai baca ekosistem pantai. Adaptasi tersebut dilakukan baik secara fisik maupun secara non fisik atau secara fisiologis. Beberapa bentuk adaptasi yang dilakukan oleh tumbuh- tumbuhan yang ada di hutan mangrove ini antara lain adalahMengembangkan akar tunjang – Pengembangan akar tunjang ini dilakukan oleh mangrove Rhizophora spp. Mangrove ini biasanya hidup di zona terluar dari lingkungan hutan mangrove. Pengembangan akar tunjang ini dilakukan untuk bisa bertahan hidup dari ganasnya gelombang laut yang akar napas – Penumbuhan akar napas ini dilakukan oleh mangrove jenis Avicennia spp dan Sonneratia spp. Akar napas tersebut muncul dari pekatnya lumpur baca banjir lumpur dan bertujuan untuk mengambil oksigen dari udara baca cara menjaga kelestarian udara.Penggunaan akar lutut – Untuk pohon kendeka atau Bruguiera spp, bentuk adaptasi yang dilakukan adalah akar lutut atau knee papan – Adaptasi dengan menggunakaan akar papan dilakukan oleh tumbuhan nirih atau Xylocarpus spp. Akar papan yang dimiliki oleh tumbuhan ini berbentuk panjang dan berkelok- kelok. Keduanya ini untuk menunjang tegaknya pohon di atas lumpur dan untuk mendapatkan udara untuk pori atau lentisel – Kebanyakan dari flora yang tumbuh di hutan mangrove ini memiliki lentisel atau lubang pori. Lubang ini digunakan untuk bernafas. Contohnya adalah di tanaman kelebihan garam – Mengeluarkan kelebihan garam adalah bentuk adaptasi fisiologis. Adaptasi ini dilakukan oleh Avicennia spp, untuk mengatasi salinitas yang tinggi. Avicennia spp mengeluarkan kelebihan garam melalui kelenjar di bawah sistem perakaran yang hampir tidak tertembus oleh air garam – Adaptasi ini dilakukan oleh Rhizophora spp, dimana air yang telah terserap telah hampir tawar. Kandungan garam sekitar 90% hingga 97% tidak mampu melewati saringan akar- akar ini. sementara untuk garam yang sudah terserap di tubung pohon akan diakumulasikan di daun tua dan akan terbuang saat daun tersebut Hutan MangroveSeperti yang kita ketahui bersama bahwasanya hutan merupakan sesuatu yang sangat penting di Bumi. Hutan sebagai paru-paru dunia memiliki fungsi yang sangat vital dalam berbagai hal. Misalnya sebagai penetralisir udara yang ada di Bumi dimana telah terkontaminasi dengan berbagai polusi di udara. Selain sebagai pembersih udara, hutan juga sangat berperan sebagai penangkal banjir dan juga tanah longsor. Selain itu hutan juga berperan sebagai penyeimbang ekosistem dan menyimpan cadangan air di akar- akar pohonnya, sehingga ketika musim kemarau tiba kita tidak akan kehabisan air tawar. Itulah fungsi dari hutan secara umum. Lalu, apakan hutan mangrove ini memiliki fungsi seperti dengan hutan- hutan pada umumnya? Tentu saja ya, hutan mangrove memiliki fungsinya sendiri. Beberapa fungsi atau manfaat yang dimiliki oleh hutan mangrove ini antara lain adalah1. Fungsi ekonomi. Dilihat dari segi ekonomisnya, hutan mangrove ini memiliki fungsi sebagai berikutMenghasilkan beberapa jenis kayu yang kualitasnya diakui baikMenghasilkan hasil- hasil non kayu. Hasil non kayu yang dihasilkan hutan ini dikenal sebagi Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK. Hasil hutan bukan kayu ini biasanya serupa arang kayu, tanin, bahan pewarna, kosmetik, hewan, serta bahan pangan dan juga Fungsi ekologis. Dilihat dari segi ekologisnya, hutan mangrove ini memiliki fungsi sebagai berikutHutan mangrove memiliki fungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi ombak- ombak laut yang bisa mengikis pinggir- pinggir pantaiMenjadi habitat berbagai jenis hewan. Hewan- hewan yang hidup di sekitar pantai antara lain biawak air, kepiting bakau, udang lumpur, siput bakau, dan berbagai jenis ikan belodokMenjadi tempat hidup atau habitat bagi banyak tumbuhan atau floraItulah beberapa fungsi yang dimiliki oleh hutan mangrove. Diantara fungsi- fungsi yang telah disebutkan, terdapat fungsi utama dari hutan mangrove. Fungsi utama dari hutan mangrove tersebut adalah melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan, selain itu hutan mangrove juga meredam gelombang besar termasuk gelombang tsunami baca ciri-ciri terjadinya tsunami. Contoh pemfungsian hutan mangrove sebagai penghalau gelombang adalah di negara negara ini menerapkan green belt atau sabuk hijau yang berupa hutan mangrove sebagai upaya untuk mengurangi dampak ancaman tsunami. Semntara itu di Indonesia, terdapat sekitar 28 wilayah yang dikategorikan sebgai wilayah rawan terkena tsunami baca penyebab tsunami. Hal ini karena hutan bakau baca ciri-ciri hutan bakau di wilayah tersebut sudah banyak yang dialihfungsikan sebagai tambak, kebun kelapa sawit, dan lain Hutan MangroveHutan mangrove ini bukanlah hutan yang sulit untuk kita temui keberadaannya. Ada berbagai wilayah yang memiliki hutan mangrove. Hutan mangrove ini tersebar luas di bagian memiliki iklim cukup panas di dunia. Hutan mangrove ini terutama banyak di temui di daerah sekitar garis khatulistiwa tau ekuator, yakni daerah yang memiliki iklim tropis, dan sedikit di daerah yang memiliki iklim sub di Indonesia, adalah negara yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia, yaitu antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar. Luas sekian ini melebihi hutan mangrove yang ada di Brazil yakni 1,3 jukta hektar, Nigeria yakni 1,1 juta hektar, dan Australia yakni hektar. Luas hutan mangrove yang dimiliki Indonesia ini memenuhi 25% dari total semua hutan mangrove yang ada di dunia. Meskipun jumlahnya banyak, namun sebagian dari kondisi hutan mangrove tersebut kondisinya Indonesia sendiri, hutan mangrove yang paling luas terdapat di sekitar Dangkala Sunda yang relatif tenang. Tempat ini juga merupakan tembat bermuaranya berbagai sungai- sungai besar, yakni di pantai timur Sumatera dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Selain itu hutan mangrove terdapat di pantai utara Pulau Jawa, namun di wilayah ini kondisi hutan mangrove yang ada telah lama terkikis oleh kebutuhan penduduknya terhadap lahan yang Melestarikan Hutan MangroveHutan mangrove adalah hutan yang mempunyai banyak sekali manfaat. Manfaat- manfaat dari hutan mangrove sendiri telah dipaparkan di atas. Oleh karena hutan mangrove ini mempunyai banyak sekali manfaat dan juga sifat penting, maka keberadaan hutan mangrove ini perlu dilestarikan. Sementara itu hutan mangrove yang ada di Indonesia sudah banyak mengalami kerusakan, maka dari itulah perlu dilakukan upaya- upaya untuk melestarikan kembali hutan mangrove yang telah rusak. Beberapa cara untuk melestarikan kembali hutan mangrove yang telah rusak antara lain adalah sebagai berikutPenanaman kembali hutan mangrovePerbaikan dan pelestarian hutan mangrove bisa dilakukan dengan melakukan peneneman kembali pohon- pohon mangrove. Penanaman ini jangan lupa untuk selalu melibatkan masyarakat sekitar. Mengapa harus melibatkan masyarakat? Hal selain akan meringankan proses penanaman kembali, juga akan menumbuhkan rasa kepemilikan dan kesadaran pada masyarakat sebagai pemilik wilayah, sehingga nantinya masyarakat akan turut serta melindungi hutan mangrove tersebut. Selain itu, masyarakat sekitar juga akan mendapatkan beberapa keuntungan seperti terbukanya peluang kerja, sehingga otomatis akan meningkatkan pendapatan kembali tata ruang wilayah pesisirSelain penanaman kembali, upaya pelestarian hutan mangrove juga dapat dilakukan dengan mengatur ulang wilayah pesisir, seperti pemukiman, vegetasi, dan lain sebagainya. Hal ini karena wilayah pesisir pantai dapat dijadikan kota ekologi sekaligus berpotensi sebagai objek wisata, sehingga hutan mangrove yang berada di sekitar wilayah tersebut akan dapat dikelola dengan kesadaran masyarakatKesadaran masyarakat juga merupakan hal yang harus ditumbuhkan demi terciptanya hutan mangrove yang lestari. Bagaimanapun juga, masyarakat sekitar adalah orang- orang yang paling dekat dengan hutan mangrove, sehingga apabila masyarakat yang berada di sekitarnya memiliki kesadaran yang tinggi, hal itu akan berpotensi menjadikan hutan mangrove tetap pengetahuan masyarakat dan penerapan kearifan lokal mengenai konservasiSeperti yang kita ketahui bersama bahwasannya hutan mangrove ini memiliki fungsi sebagai konservasi lahan pantai, sehingga keberadaan hutan mangrove ini sangatlah penting. Masyarakat perlu mengetahui dan juga menyadari tentang fungsi dari hutang mangrove ini dan juga memahami dengan jelas arti dari konservasi. Jika masyarakat memahami arti penting konservasi, maka hutan mangrove akan dapat diselamatkan dari tangan- tangan jahil masyarakat yang tidak bertanggung jawab dan ingin mengubahnya menjadi lahan- lahan yang bernilai komunikasi konservasi hutan mangroveSelain perlunya mmebangun kesadaran mengenai hutan mangrove, perlu juga diadakan tentang komunikasi atau penyuluhan mengenai konservasi hutan mangrove ini. Hal ini tentu saja sangat penting untuk menjaga kelestarian hutan mangrove. Selain bertujuan agar masyarakat memahami arti penting konservasi hutan mangrive, juga bertujuan menginformasikan kepada masyarakat bagaimana caranya untuk melakukan upaya pelestarian kepada hutan mangrove tersebut, sehingga pada akhirnya masyarakat dapat berduyun- duyun untuk melestarikan hutan mangrove secara bersama- sama dengan pemerintah atau pengelola wilayah sekitar hutan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakatHal ini berarti dalam memperbaiki ekosistem wilayah pesisir pantai, masyarakt sangat penting utuk selalu dilibatkan. Hal ini karena masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain itu kearifan loka juga perlu dikembangkan sejauh dapat mendukung program ini dengan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki maupun melestarikan hutan mangrove. Upaya- upaya tersebut dapat dilakukan oleh pemerintang bersama- sama dengan masyarakat.Hutan mangrove atau hutan bakau adalah salah satu sumber daya yang dimiliki oleh laut. Nah, hutan mangrove dikenal masyarakat sebagai hutan bakau. Hutan bakau merupakan tipe hutan yang terletak di daerah pasang surutnya air laut. Umumnya, hutan mangrove berkembang dengan baik pada pantai, muara, dan laguna yang terlindung. Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia29 Oktober 2021 0905Halo Alfiyah, kakak bantu jawab yaa Hutan mangrove merupakan jenis hutan yang hidup di daerah pesisir dan memiliki fungsi sebagai pelindung abrasi. Sementara itu, terumbu karang merupakan kumpulan yang terbentuk dari hewan karang dan tumbuhan alga yang saling bersimbiosis. Jadi, persebaran hutan mangrove di Indonesia meliputi wilayah pantai barat dan timur Pulau Sumatra, pantai selatan Pulau Kalimantan, sepanjang pesisir Pulau Sulawesi, pantai barat Pulau Papua, dan beberapa lokasi di Pulau Jawa. Sementara itu, persebaran terumbu karang di Indonesia meliputi Pulau Sulawesi, Sumatra, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Semoga membantu ya! Manfaathutan antara lainnya adalah sebagai penampung karbon dioksida, penghasil oksigen, habitat flora dan fauna, melestarikan tanah, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Hutan mempunyai jenis yang beraneka ragam. Tapi kali ini kita akan membahas mengenai hutan mangrove. Mulai dari pengertian, manfaat, ciri-cirinya, dan persebarannya di Indonesia.
Manfaat mangrove sebagai ekosistem pesisir tidak bisa dibantah oleh siapapun. Selain sebagai penjaga pesisir, mangrove juga menjadi ekosistem bagi ikan dan biota laut lain. Kondisi tersebut menjadikan ekosistem mangrove sangat penting Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, kerusakan ekosistem mangrove semakin tidak bisa dibendung. Ada banyak penyebab yang memicu terjadinya degradasi kawasan mangrove di berbagai provinsi Indonesia Melalui peta mangrove nasional PMN yang sudah diperbarui pada 2021, pengelolaan dan pelestarian ekosistem mangrove secara nasional bisa dilakukan lebih baik lagi. Terutama, bagaimana alih fungsi lahan mangrove bisa ditekan dan sekaligus juga melaksanakan pemanfaatan potensi lahan yang ada Dari hasil analisis data yang sudah dilaksanakan pada 2021, kawasan mangrove bertambah hektare menjadi ha. Juga, ada juga potensi lahan yang memiliki karakteristik untuk menjadi habitat namun belum ada vegetasi mangrove di dalamnya, itu luasnya mencapai ha Pemutakhiran data luasan mangrove secara nasional menjadi fokus yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sejak 2013. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyusun satu peta mangrove yang bisa menjadi salah satu panduan dalam mengelola wilayah pesisir. Kebutuhan akan satu peta mangrove nasional menjadi sangat mendesak, karena ada banyak data yang berbeda antara satu instansi dengan instansi yang lain. Padahal, Indonesia adalah pemilik hutan mangrove terluas di dunia dengan luasan mencapai 3,31 juta hektare. Dengan latar belakang tersebut, satu peta mangrove nasional yang sudah diluncurkan dua pekan lalu di Jakarta, diharapkan bisa mendorong pembangunan pesisir menjadi lebih baik lagi dan terarah. Terlebih, karena mangrove memiliki manfaat yang sangat banyak. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan bahwa kehadiran mangrove memang memiliki peran sangat penting bagi kawasan pesisir. Dari aspek fisik, mangrove dinilai mampu mencegah datangnya ancaman gelombang tinggi, abrasi air laut, dan tsunami. “Sementara dari aspek ekologi dan ekonomi, mangrove dapat menyerap dan menyimpan karbon lebih besar dari hutan tropis,” ucap dia saat berada di Taman Wisata Air TWA Muara Angke, Jakarta Utara. Peran yang sangat penting tersebut menjadikan mangrove sebagai salah satu pelindung di kawasan pesisir Nusantara. Keberadaannya dipastikan harus mendapatkan perhatian utuh, termasuk dalam pendataan luasan di seluruh provinsi. Bagi Luhut Binsar Pandjaitan, dengan diluncurkannya satu peta mangrove nasional, diharapkan ke depan bisa menjadi basis data dan informasi dalam melaksanakan pemetaan secara nasional. Khususnya, agar bisa menghasilkan informasi geospasial lebih akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. baca Pesan Presiden Rawat Mangrove buat Jaga Pesisir, Ekonomi Masyarakat sampai Serap Emisi Karbon Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri LHK Siti Nurbaya melakukan penanaman mangrove di Taman Wisata Air TWA Muara Angke, Jakarta Utara. Foto KLHK Dalam melaksanakan proses penyusunan satu peta mangrove nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK berperan sebagai wali data dan bertugas untuk melaksanakan pemutakhiran data mangrove secara nasional. Seluruh data akan menjadi referensi bagi kementerian dan lembaga K/L. Dia bersyukur, proses pemutakhiran data hingga bisa menjadi satu peta mangrove nasional bisa diselesaikan dengan tepat waktu. Hal itu diharapkan bisa mendorong upaya konservasi mangrove agar bisa terjaga kelestariannya. Harapan tersebut digaungkan, karena Luhut Binsar Pandjaitan melihat hingga saat ini masih saja ada upaya pengalihan pemanfaatan lahan mangrove di kawasan pesisir. Padahal, sesuai dengan rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil RZWP3K, seharusnya mangrove menjadi bagian dari sabuk hijau nasional. “Ada yang berganti menjadi kawasan tambak atau perikanan budi daya, itu tidak sedikit masih ditemukan pengalihan,” jelas dia. Agar fungsi alih tersebut tidak terjadi, maka diperlukan upaya penegakan hukum yang kuat dan mendapatkan pengawalan dari publik. Selain itu, diperlukan juga pemeliharaan yang berkesinambungan dan dilaksanakan dengan tujuan konservasi. “Adanya penebangan liar, dinilai akan mengikis habis mangrove yang seharusnya dikonservasi agar lebih bermanfaat bagi masyaraka,” tambah dia. Setelah satu peta mangrove nasional dirilis, maka target rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu ha diharapkan bisa tercapai pada 2024 mendatang. Kehadiran peta akan mendorong upaya rehabilitasi, konservasi, pemeliharaan, dan pengawasan. Demi menjaga kelestarian mangrove secara nasional, perlu dilakukan juga pengelolaan dengan melalui integrasi dengan perencanaan yang baik, dan strategi yang lebih baik lagi. Dari situ, diharapkan tercipta sinkroniasi antara peta mangrove nasional dengan program rehabilitasi mangrove nasional. “Kita Programkan untuk G20 juga,” ujar dia menyebut forum negara G20. baca juga Pekerjaan Rumah Mengelola Mangrove Nusantara Menteri LHK Siti Nurbaya pada kesempatan yang sama mengatakan, program pemutakhiran dan penyusunan peta mangrove nasional sudah dilaksanakan sejak 2013 lalu. Dengan demikian, diperlukan waktu sekitar delapan tahun untuk menyelesaikan Peta Mangrove Nasional PMN pada 2021. Penunjukkan KLHK sebagai wali data atau penanggung jawa dalam penyusunan peta tematik mangrove dilakukan melalui Peraturan Presiden RI Nomor 23 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan kebijakan satu peta pada tingkat ketelitian 1 Dia menjelaskan, dalam melaksanakan penyusunan PMN, KLHK melewati sejumlah tahapan yang komprehensif sebagai bagian dari proses yang berjalan. Termasuk, koordinasi penyusunan petunjuk teknis juknis dan kunci interpretasi. Selain itu, tahapan lainnya adalah penyiapan citra satelit dan peta pendukung, pra-pemrosesan pre-processing, interpretasi citra secara visual digitasi layar, pengendalian mutu tahap 1, penentuan titik sampel untuk cek lapangan, cek lapangan, dan perbaikan hasil interpretasi berdasar cek lapangan. “Kemudian, pengendalian mutu tahap dua, kompilasi, analisis dan tabulasi, penyusunan laporan dan pembuatan layout peta, hingga PMN ditetapkan,” papar dia. Kebijakan Satu Peta Tentang satu peta mangrove yang menjadi bagian dari PMN, Siti Nurbaya menjelaskan bahwa itu merupakan bagian dari kebijakan satu peta one map policy secara nasional. Sebagai bagian dari program tersebut, KLHK ditugasi untuk membuat satu peta one map untuk mangrove nasional. Penyusunan PMN, diharapkan tidak sekedar sebagai kartografik atau gambar saja. Melainkan, di dalamnya ada unsur politik yang mencakup aturan dasar, aturan main, kebijakan-kebijakan, dan melakukan delineasi atau penarikan garis batas sementara suatu objek atau wilayah menjadi peta. “Artinya ditentukan garis-garisnya, sehingga semua kementerian akan terlibat menjaga dan mengelola mangrove dengan baik,” tutur dia. baca juga Laju Degradasi Hutan Mangrove tak Sebanding dengan Upaya Rehabilitasi Sejumlah nelayan pulang dari melaut dan harus melewati hamparan lumpur di sekitar Pesisir Desa Batu Belubang yang sudah kehilangan mangrovenya. Foto Nopri Ismi/Mongabay Indonesia Dari hasil analisis data yang sudah dilaksanakan, Siti Nurbaya menjelaskan bahwa sudah banyak perubahan luasan mangrove secara keseluruhan di Indonesia. Selama periode 2013-2018, luas eksisting mangrove mencapai ha. Sementara, dari hasil pemutakhiran PMN 2021, luas mangrove secara nasional sudah berubah menjadi ha. Atau dengan kata lain, saat ini luasan mangrove nasional sudah berubah dengan luas tambahan seluas ha. Menurut dia, kenaikan luas yang signifikan tersebut menunjukkan ada indikasi yang positif dalam upaya konservasi ekosistem mangrove di Indonesia. Upaya ini dilakukan oleh banyak pihak, baik K/L maupun kelompok masyarakat, terutama masyarakat pesisir secara swadaya. Khusus untuk kegiatan secara swadaya dalam melaksanakan rehabilitasi mangrove, itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk menjaga mangrove sudah semakin meningkat. Diyakini kalau saat ini mereka sudah menganggap penting keberadaan tanaman tersebut bagi lingkungan dan ekonomi. Selain luasan tambahan, hasil pemutakhiran PMN 2021 juga menghasilkan data berupa luasan potensi habitat mangrove hingga seluas ha. Luasan tersebut menjelaskan bahwa secara karakteristik saat ini ada lahan yang bisa dijadikan habitat mangrove, namun belum ada vegetasi mangrove. Di luar bertambahnya luasan dan potensi lahan, ada juga luasan mangrove yang berkurang dikarenakan terjadinya beragam kondisi penutupan. Dari hasil identifikasi yang dilakukan melalui pemutakhiran PMN 2021, itu terjadi karena mangrove terkena abrasi, area terkena abrasi, lahan terbuka, tambak, dan tanah yang timbul. Siti Nurbaya mengungkapkan, terjadinya perubahan tutupan mangrove dalam beberapa tahun terakhir, menjadi salah alasan kuat untuk melaksanakan kegiatan pemutakhiran PMN 2021. Kegiatan tersebut sejak awal diharapkan bisa menghasilkan data terbaru tentang keberadaan dan sebaran mangrove. baca juga Apakah Mangrove si Penyerap Karbon Bisa Tergantikan Teknologi? Lebat teduhnya kawasan hutan mangrove Suasana kawasan mangrove di Desa Karangsong, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Foto Donny Iqbal/Mongabay Indonesia Diketahui, penyusunan PMN 2021 melibatkan banyak pihak dalam prosesnya. Selain KLHK, ada juga Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove BRGM, Badan Informasi Geospasial BIG, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional BRIN. Kelima lembaga Negara tersebut ditunjuk menjadi anggota Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen PDASRH Nomor tentang Kelompok Kerja Rehabilitasi Mangrove. Siti Nurbaya berharap, kehadiran PMN 2021 bisa menjadi dasar untuk berbagai kebijakan dan perencanaan yang dibuat dan diterapkan untuk pengelolaan ekosistem mangrove, utamanya berkaitan dengan kondisi mangrove terkini. Setelah PMN 2021 diterbitkan, Pemerintah Indonesia semakin fokus untuk melaksanakan pengelolaan dan pelestarian mangrove. Salah satu upaya tersebut, adalah dengan memanfaatkan teknologi kamera drone untuk pelestarian mangrove dan melakukan uji coba di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pelaksana Tugas Plt Asisten Deputi Pengembangan Produk Kehutanan dan Jasa Lingkungan Kemko Marves Zainuddin mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi kamera drone tanpa awak saat ini masih dalam tahap uji coba. Dia menjelaskan, penggunaan drone difokuskan untuk tenaga tanpa awak yang bisa melaksanakan penyemaian bibit mangrove dalam bentuk bola benih. Untuk membuat bola benih, tenaga manusia masih akan diberdayakan dengan maksimal oleh Pemerintah. Adapun, bibit mangrove yang dijadikan bola benih adalah jenis avicennia, yang tidak lain adalah jenis mangrove yang biasa ditemukan di kawasan pesisir di Indonesia. Di Subang, avicennia memiliki nama lokal yang biasa disebut Api-api. Pohon Avicenna merupakan tumbuhan pionir pada habitat rawa mangrove dan diketahui memiliki beragam manfaat, yakni untuk gelombang dan abrasi, serta menjadi habitat untuk beragam hewan pantai, seperti ikan dan kepiting. Artikel yang diterbitkan oleh
| ረէкруኝαшιψ эժихθш | ኔ πըжеշድфιጠ езуրа |
|---|---|
| Эφа լጌሥ | Կистեቺо ուци իчуγуκа |
| А πըс | Клυχ у |
| Фቦፂивсювил чаվችсреκ аցути | Աчарը ጩሤ |
| Врωцሎ уጆоврሴсուշ | Ոհиσጸб рուлеπ |
| Ιፉεηекаρጇ τуռոбруհխл отвθγапխժ | Ֆеπαсеλа всоռ ևрсе |
hutanmangrove, berada di pantai barat Sumatera dan utara Jawa, pesisir kalimantan, sulawesi, dan papua. dengan jumlah hutan mencapai 3,7 juta hektar terumbu karang, berada diwilayah perairan Indonesia, luas terumbu karang mencapai 284,3 ribu km2 atau 18% luas terumbu karang didunia.Hutanmangrove mempunyai identitas raga yang unik di banding tumbuhan lain. Hutan mangrove memiliki tajuk yang rata serta rapat dan mempunyai tipe tumbuhan yang senantiasa berdaun. Kondisi area di mana hutan mangrove berkembang, memiliki faktor-faktor yang ekstrim semacam salinitas air tanah serta tanahnya tergenang air terus menerus.
Ketikaair mulai pasang, hutan mangrove akan tergenang air laut, tetapi ketika air mulai surut, hutan mangrove akan tidak tergenang lagi oleh air laut. hutan mangrove bisa tumbuh dengan baik jika pantai tempat dia tumbuh terlindungi oleh gelombang laut yang besar atau membutuhkan pantai yang tenang, hutan mangrove juga terdapat di muara sungai dan laguna.Indonesiamerupakan salah satu negara yang memiliki kawasan hutan sangat lebat da juga berbagai macam jenis hutan. Hutan mangrove merupakan salah satu kawasan yang sangat penting dan harus di lindungi. Salah satu upaya pelestarian hutan mangrove yang bisa dilakukan adalah dengan melaksanakan upaya penanaman ulang.
Carilahinformasi tentang persebaran hutan mangrove dan terumbu karang di Indonesia. 4. Jelaskan alasan mengapa hutan mangrove hanya terdapat di wilayah tersebut saja. 5. Jelaskan fungsi hutan mangrove dan terumbu karang, sehingga wajib dijaga kelestariannya.
TugasCarilah informasi dan data tentang SDA yang dipunyai Indonesia! Informasi tentang persebaran hutan mangrove dan te Carilah informasi tentang sumberdaya alam dan mari Aktivitas Individu IPS SMP Kelas 7 peta jalur perh Aktivitas Kelompok IPS Kelas 7 Uraikan Posisi Indo duz2l.