-Tuliskanlah kesimpulan yang kamu dapatkan dari kegiatan percobaan di atas. Pernyataan tersebut merupakan soal halaman 141 - 143 Tema 6 Kelas 5 SD/MI, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi terbaru revisi 2018. Soal tersebut terdapat pada Subtema 3 Pengaruh Kalor Terhadap Kehidupan tepatnya pada materi pembelajaran 1 Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 141 - 143 10. Tuliskanlah kesimpulan yang kamu dapatkan dari kegiatan percobaan di atas. Jawaban Tidak semua jenis bahan dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Ada bahan yang dapat menghantarkan panas dengan baik ada pula bahan yang sangat buruk menghantarkan panas. Bahan-bahan yang sangat baik daya hantarnya disebut konduktor sedang yang sangat buruk daya hantarnya disebut isolator. Klik link di bawah untuk kunci jawaban lengkap Tema 6 Kelas 5 Subtema 3 Pembelajaran 1 Baca juga Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 135 138 139 141 142 143, Subtema 3 Pembelajaran 1 Di sekitar kita, terdapat banyak bahan yang dapat menghantarkan panas dengan baik dan ada juga yang tidak menghantarkan panas dengan baik. Ayo Mengamati Berdasarkan bacaan di atas, kamu tahu bahwa banyak benda di sekitar kita yang memiliki kemampuan menghantarkan panas yang berbeda. Bagaimana cara untuk mengetahui kemampuan menghantar sebuah benda? Berikut ini adalah kegiatan yang dapat kamu lakukan untuk menyelidiki kemampuan menghantarkan panas pada bahan yang berbeda-beda. Lakukanlah kegiatan ini di dalam kelompok. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, lalu ikutilah langkah kegiatannya. Amati dan catat setiap perubahan yang terjadi. Alat dan bahan 1. Batang besi yang panjangnya lebih kurang 50 cm. 2. Batang tembaga panjang lebih kurang 50 cm. 3. Sumpit bambu yang ujungnya diikat dengan karet gelang.
Tuliskanlahkesimpulan yang kamu dapatkan dari kegiatan percobaan di atas. jawaban : kesimpulan Demikian pembahasan materi â bahankonduktor dan isolator â, yang merupakan materi sub tema 3 , tema 6 kelas V semester 2. Materi dan contoh kunci jawaban pada pembahasan yang telah gurune uraikan disini semoga bermanfaat.â Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 143 Kesimpulan dari Kegiatan Percobaan Dilansir dari Tribunnews, terdapat beberapa soal yang harus diselesaikan oleh siswa pada Buku Tematik Tema 6 Kelas 5 Halaman 143. Soal-soal dan kunci jawaban tersebut berkaitan dengan kegiataan percobaan yang ada pada halaman 141. Baca juga Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 164 165 Hak dan Kewajiban di Bacaan Perajin Batik Osing Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 143 Kesimpulan dari Kegiatan Percobaan Tribunnews/Buku Tematik Tema 6 Kelas 5 Soal Tema 6 Kelas 5 Halaman 143 Sebutkanlah paling sedikit tiga bahan lain yang berfungsi sebagai isolator! Dan Tuliskanlah kesimpulan yang kamu dapatkan dari kegiatan percobaan di atas. Pada halaman 143, siswa juga diminta untuk menuliskan kesimpulan hasil percobaan untuk mengetahui kemampuan menghantar sebuah benda. Buku yang menjadi acuan artikel yakni Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 6 Kelas V SD/MI Panas dan Perpindahannya oleh Diana Karitas dan Fransiska. Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 143 9. Sebutkanlah paling sedikit 3 bahan lain yang berfungsi sebagai isolator! Jawaban Kertas, batu, kaca, keramik, karet. 10. Tuliskanlah kesimpulan yang kamu dapatkan dari kegiatan percobaan di atas. Jawaban KesimpulanKeluarganyasedang dalam misi di sebuah negara dengan percobaan kudeta, tunjangan bulanan mereka telah dipotong dan mereka melihat tumpukan tagihan medis dari ketakutan kesehatan selama musim panas. Saya kira pecandu Kristen adalah yang terbaik di atas segalanya. Ketika kita merasa sulit untuk memiliki sesuatu hanya untuk orang Kristen 6 Struktur Teks Laporan Percobaan Beserta Contohnya yang Baik dan Benar â Sebagai bagian penting dalam sebuah penelitian, kamu perlu membuat sebuah tulisan berupa laporan percobaan yang tepat. Agar tidak salah saat menyusunnya, ketahui terlebih dahulu 6 struktur teks laporan percobaan beserta contohnya. Berikut ini penjelasannya. 6 Struktur Teks Laporan PercobaanDaftar Isi6 Struktur Teks Laporan Percobaan1. Judul2. Pendahuluan3. Bahan dan Alat yang Digunakan4. Tahapan Percobaan5. Hasil Percobaan6. KesimpulanBagaimana Ciri-Ciri Teks Laporan PercobaanContoh Teks Laporan Percobaan Daftar Isi 6 Struktur Teks Laporan Percobaan 1. Judul 2. Pendahuluan 3. Bahan dan Alat yang Digunakan 4. Tahapan Percobaan 5. Hasil Percobaan 6. Kesimpulan Bagaimana Ciri-Ciri Teks Laporan Percobaan Contoh Teks Laporan Percobaan startup-stock-photos Untuk membuat sebuah laporan percobaan yang lengkap, ikuti enam struktur penulisan bakunya. Sehingga nantinya akan memudahkanmu, saat harus menyediakan informasi yang tepat di akhir dan mudah dipahami untuk bahan penelitian dan laporan akhir. 1. Judul Pada halaman paling depan dari laporan, dibuat judul yang lengkap sesuai percobaan yang dilakukan. Sama halnya, dengan jenis laporan lain karena sangat berfungsi untuk mengidentifikasi isi dari sebuah laporan. Contoh, kamu akan melakukan percobaan tentang kandungan di dalam air putih. Tentunya, judul paling tepat yaitu âkandungan penting di dalam air putihâ. 2. Pendahuluan Selanjutnya, pada halaman pendahuluan dijelaskan tiga hal utama yaitu latar belakang dari berlangsungnya sebuah percobaan. Dimana kamu perlu menjabarkan apa saja yang menjadi alasan percobaan perlu dilakukan. Kemudian, perumusan dari masalah yang menjadi objek percobaan. Penjelasannya harus benar-benar detail, tentang apa saja masalah utama perlu dibahas selama melakukan sebuah uji coba. Terakhir yakni tujuan dari sebuah percobaan, dijelaskan juga secara rinci apa saja tujuan dari pelaksanaan sebuah uji coba. Baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Bahan dan Alat yang Digunakan Kamu juga perlu menjelaskan apa saja bahan dan alat, yang akan dipakai saat melakukan percobaan nanti. Rincikan secara detail, hingga alat paling kecil sekalipun lengkap dengan fungsi alat tersebut. Contohnya, âalat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet, pinset dan bahan yang dipakai adalah air putih, yang matang dan bahan penguji kandungan sebuah zatâ. 4. Tahapan Percobaan Jelaskan pula bagaimana tahapan dari percobaan yang akan kamu lakukan nanti, mulai dari awal di tahap persiapan hingga hasil dari percobaan didapatkan. Sebagai contoh Persiapan bahan dan alat Memasukkan bahan ke dalam tabung reaksi lalu dicampur dengan bahan pelarut Tunggu sampai proses pelarutan selesai, cek kondisi bahan utama dan kandungan di dalamnya 5. Hasil Percobaan Di dalam bagian ini, lebih spesifik menjelaskan apa saja hasil dari sebuah percobaan. Sehingga nantinya bisa dibuat sebuah kesimpulan dari percobaan tersebut, termasuk dijadikan acuan dalam sebuah penelitian. Contoh hasil percobaan menunjukkan kandungan air putih adalah zat A, B, dan C dengan kadarnya masing-masing. 6. Kesimpulan Isinya lebih kepada membuat sebuah kesimpulan dari tahapan percobaan, dari awal persiapan sampai hasilnya. Biasanya, pada bagian ini berisikan informasi penting yang berhubungan dengan proses sampai hasil uji coba. Bagaimana Ciri-Ciri Teks Laporan Percobaan Sebelum melihat langsung contoh dari laporan percobaan yang baik dan benar, kamu perlu tahu terlebih dahulu apa saja ciri-cirinya. Berfungsi untuk memudahkan identifikasi sebuah laporan, atau membuat laporan uji coba versi kamu sendiri. Penyusunan teks laporan berdasarkan sebuah percobaan yang sudah dilakukan. Termasuk juga adanya bagian kesimpulan, yang berisi solusi dan keterangan lengkap dari keseluruhan uji coba. Memberikan informasi berdasarkan fakta yang didapat dari rangkaian proses percobaan. Tidak ada kandungan opini apalagi prasangka yang tidak berdasar Disajikan dengan porsi objektivitas tinggi, dimana fakta yang muncul dapat benar-benar dipertanggungjawabkan oleh pembuat laporan. Bahkan, jika di kemudian hari ada pihak yang berniat melakukan pengujian hasil tersebut akan dengan mudah melakukannya tanpa adanya miskomunikasi. Susunan dari laporan dibuat sistematis dan menggunakan bahasa ilmiah yang jelas dan mudah dipahami Memberikan informasi tentang penuntasan masalah yang muncul di awal percobaan Contoh Teks Laporan Percobaan Berikut ini beberapa contoh teks laporan percobaan, sebagai panduan kamu untuk membuat laporan sendiri. Mulai dari contoh sederhana hingga yang kompleks. Laporan Percobaan Pembuatan Mainan Slime Anakďťż Judul Bagaimana Cara Membuat slime Tanpa Menggunakan Zat Boraks Pendahuluan 1. Latar Belakang slime menjadi salah satu permainan edukatif bagi anak, yang membantu meningkatkan gerak motorik dan sensorik melalui pembuatan slime. Kebanyakan slime yang dijual mengandung bahan aktivator tertentu, termasuk boraks yang sebenarnya cukup berbahaya 2. Masalah jika anak-anak dibiarkan membuat slime pakai aktivator boraks, bisa saja nanti zat tersebut masuk ke dalam tubuh dan mengganggu kesehatan 3. Tujuan mencari alternatif aktivator yang lebih aman dan tidak berbahaya bagi anak. Tapi, tetap bisa menghasilkan slime yang berkualitas dan bisa dimainkan dalam waktu lama. Bahan dan Alat Bahan 1. Deterjen bubuk dan cair dengan jumlah yang sama2. Lem jenis povinal secukupnya3. Cairan untuk membersihkan lantai4. Air bersih secukupnya Alat 1. Sendok untuk mengaduk bahan2. Baskom atau wadah plastik untuk menempatkan bahan Langkah-Langkah 1. Masukkan semua bahan kedalam baskom yang sudah dipersiapkan Aduk rata sampai semua bahan tercampur sempurna3. Tambahkan lagi sedikit lem dan aduk sampai tidak ada lagi gumpalan pada adonan slime4. Simpan adonan di dalam freezer maksimal 10 menit5. Ambil adonan dan mulai mainkan Hasil Dengan menggunakan cara di atas, slime menjadi lebih aman untuk dimainkan oleh anak berbagai usia. Bahan-bahan yang dipakai lebih ramah lingkungan dan pastinya tidak berbahaya. Permainan juga dapat berlangsung lama, karena slime yang dihasilkan cukup fleksibel bahkan bisa dicampur dengan bahan lain seperti pewarna makanan hingga glitter. Kesimpulan Tidak sulit untuk membuat slime yang aman dimainkan, bahan yang digunakan juga familiar dan tersedia di rumah. Sehingga, tidak perlu keluar uang banyak untuk membuatnya bahkan dalam jumlah banyak. Laporan Pembuatan Roket Menggunakan Diet Coke dan Mentos Judul Cara Membuat Roket Dari Coke dan Mentos Pendahuluan Latar Belakang Untuk membuat roket mainan, biasanya dibutuhkan beberapa bahan berbahaya dan berpotensi menyebabkan ledakan kalau tidak paham cara membuat yang tepat. Perlu dicari bahan-bahan yang lebih aman untuk anak, jika memang ingin diajarkan tentang bagaimana cara membuat roket yang sederhana dan aman. Perumusan Masalah Dengan menemukan bahan-bahan yang lebih aman, tentu membiarkan anak eksplorasi dan membuat roket sendiri tidak akan membuat khawatir lagi. Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memastikan reaksi coke dan mentos, apakah benar bisa membuat sebuah roket sederhana yang bisa terbang dengan jarak tertentu Bahan dan Alat Bahan 1 botol diet coke kapasitas 2 liter1 bungkus mentosSelotip kertas Alat Kacamata pelindungKursi untuk menempatkan bahan Langkah-Langkah 1. Potong selotip memanjang 10 cm, kemudian susun lima permen mentos di atasnya2. Letakkan selotip di sisi atas mentos, kemudian tutup pula sisi kiri dan kanannya menggunakan selotip3. Rekatkan roket mentos pada tutup botol coke menggunakan selotip4. Tutup kembali botol coke dengan mentos sudah berada di sisi dalam tutup botol tersebut sehingga menyentuh cairan coke5. Kocok coke beberapa menit sampai berbuih, sambil menekan bagian tutupnya6. Letakkan botol di meja atau tempat terbuka, tunggu sampai tutup terbuka otomatis dan roket mentos terbang ke atas Hasil Ternyata membuat roket sederhana hanya dengan dua bahan utama yaitu coke dan mentos bisa berhasil. Kamu bisa melakukannya di rumah, sambil memperkenalkan bagaimana reaksi yang terjadi antara coke dan mentos tersebut. Kesimpulan Laporan Pengujian Kandungan Boraks di Dalam Bakso Judul Pengujian kandungan boraks dalam bakso Pendahuluan Latar Belakang Tidak sedikit bakso yang dijual dipasaran mengandung zat berbahaya bagi tubuh manusia. Salah satunya kandungan Boraks yang sejatinya dipakai untuk industri kimia selain pangan. Sebagai racun, jika sampai dikonsumsi dalam jumlah besar dampaknya akan sangat berbahaya Perumusan Masalah Menyeleksi makanan seperti bakso sebelum dimakan, perlu dilakukan supaya terhindar dari zat berbahaya. Tujuan Memastikan bakso yang akan dikonsumsi tidak mengandung boraks, sehingga aman dikonsumsi. Jika ternyata terbukti ada kandungan zat tersebut, setidaknya untuk kedepannya kamu bisa lebih waspada dan menghindari untuk membeli produk tersebut. Bahan dan Alat Bahan 1. Bakso sebagai sampel2. Mie sebagai tambahan sampel3. Kerupuk sebagai bahan tambahan sampel4. Air kunyit Alat 1. Pisau2. Pipet tetes3. Boraks 4. Wadah Langkah-Langkah 1. Haluskan bakso terlebih dahulu, masukkan ke dalam wadah dan biarkan beberapa menit2. Haluskan juga mie dan kerupuk dalam wadah terpisah, sisihkan3. Teteskan air kunyit ke dalam bakso, mie, dan kerupuk. Tunggu beberapa menit4. Jika warna makanan tidak berubah dan tetap seperti semula, artinya tidak mengandung boraks. Tapi, jika berubah menjadi kecoklatan bahkan hitam maka dipastikan mengandung boraks Hasil Pada sampel yang diamati, tidak terjadi perubahan warna bakso, mie, maupun kerupuk. Hanya sedikit warna kuning dari kunyit yang diteteskan. Artinya, makanan tersebut tidak mengandung boraks Kesimpulan Boraks merupakan zat dengan sifat basa, jika bertemu dengan kunyit yang mengandung kurkumin akan membentuk zat baru dengan warna merah hingga coklat tua Laporan Percobaan Budidaya Hidroponik Judul membuat tanaman hidroponik dengan bahan sederhana Pendahuluan Latar Belakang Tanah sudah banyak yang tidak gembur, butuh media lain yang lebih sehat dan mudah ditemukan untuk berbagai budidaya tanaman Perumusan Masalah Air ternyata bisa menjadi media tumbuh kembang berbagai jenis tanaman. Namun masih perlu dikaji lebih lanjut kebenarannya Tujuan Memastikan tanaman bisa hidup dengan proses hidroponik, mengandalkan air sebagai media dan sumber nutrisi Bahan dan Alat Bahan Bibit tanamanAir nutrisiBotol bekas air mineral 600 mlKain flanel Alat GuntingPipaPompa airSolder Gunting Langkah-Langkah 1. Potong botol air mineral menjadi dua bagian2. Pada bagian tutup botol, lubangi menggunakan solder, arahkan ke bagian bawah dengan kondisi tertutup erat pada botol3. Masukkan kain flanel ke dalam lubang yang sudah dibuat pada tutup botol tadi, hingga menjadi sumbu yang menjuntai ke bawah4. Masukkan bibit tanaman ke dalam botol berisi kain flanel5. Bagian botol yang satu lagi diisi dengan air nutrisi, kemudian letakkan di bawah6. Tempatkan bagian tutup botol di atas bagian botol berisi air nutrisi Hasil Bibit tanaman bertumbuh menjadi tanaman baru dengan kualitas bagus, selama diberikan air nutrisi yang cukup selama tumbuh kembangnya. Kesimpulan Kamu bisa melakukan budidaya tanaman menggunakan media air, untuk konsumsi sendiri. Hasilnya lebih sehat dan tidak rentan terkena penyakit. Mengetahui 6 struktur teks laporan percobaan beserta contohnya akan sangat membantu kamu untuk bisa mempraktekkannya sendiri. Apalagi ketika diminta membuat sebuah penelitian. Klik dan dapatkan info kost di dekatmu Kost Jogja Harga Murah Kost Jakarta Harga Murah Kost Bandung Harga Murah Kost Denpasar Bali Harga Murah Kost Surabaya Harga Murah Kost Semarang Harga Murah Kost Malang Harga Murah Kost Solo Harga Murah Kost Bekasi Harga Murah Kost Medan Harga Murah OverhaulMaintenance, suatu kegiatan besar / menyeluruh atas semua enjin utama, dalam instalasi, sesuai dengan program pemeliharaan, yang pada program maintenance menunjukkan saatnya penggantian komponen dan perbaikan-perbaikan, hal tersebut dapat di ketahui dari banyaknya komponen yang harus di ganti atas kelipatan waktu dan kebersamaan
6. Buatlah laporan hasil percobaan dengan format sebagai berikut. A. Judul Percobaan B. Tujuan C. Dasar Teori D. Hasil Percobaan E. Pembahasan F. Kesimpulan G. Daftar Pustaka Perubahan LKS berjudul âpH Larutan Penyanggaâ secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada praktikum kedua, peneliti mengimplementasikan LKS yang berjudul âMencari Molaritas pH Penyanggaâ yang terdapat pada Buku Pengayaan Guru âDemonstrasi Kimia Berbasis POEâ halaman 63. LKS berjudul âMencari 63 banyak perubahan pada LKS yang terdapat pada Buku Pengayaan Guru tersebut. Perubahan yang dilakukan mencangkup desain dan konten LKS. Perubahan tersebut seperti perubahan judul praktikum, tujuan, alat, bahan, langkah kerja pada kegiatan predict, observe, pertanyaan pada kegiatan explain serta kunci jawaban pertanyaan LKS. Perubahan desain pada LKS tersebut seperti menambahkan ikon atau gambar pada LKS, menambahkan kotak identitas yang terdiri dari nomor kelompok dan nama serta absen anggota kelompok praktikum. Untuk lebih menarik perhatian siswa, peneliti menambahkan gambar yang diletakkan di samping kotak identitas tersebut. Selain desain, peneliti juga merubah isi LKS POE tersebut. Pada awalnya, LKS yang terdapat pada Buku Pengayaan Guru âDemonstrasi Kimia Berbasis POEâ berjudul âMencari Molaritas pH Penyanggaâ, dimana tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mempelajari larutan penyangga dan sifatnya. Judul dan tujuan yang tercantum pada LKS tersebut belum sesuai dengan maksud dari praktikum yang akan dilaksanakan oleh siswa. Pada praktikum kedua siswa diharapkan dapat mencari konsentrasi dari salah satu komponen penyusun larutan penyangga. Berdasarkan hal tersebut, judul dan tujuan praktikum yang tercantum dalam LKS Buku Pengayaan Guru âDemonstrasi Kimia Berbasis POEâ halaman 63 tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti merubah judul LKS praktikum menjadi âMencari Molaritas Komponen Penyanggaâ, sedangkan tujuan dari praktikum tersebut juga diubah, yaitu untuk menentukan molaritas komponen penyangga berdasarkan pH-nya. 64 Dalam penelitian ini, peneliti merubah langkah kerja pada kegiatan predict dan juga observe agar sesuai dengan tujuan praktikum yang sesungguhnya. Berikut ini adalah cuplikan langkah kerja LKS pada kegiatan predict dalam Buku Pengayaan Guru âDemonstrasi Kimia Berbasis POEâ yang belum diperbaiki. 1. Isilah gelas kimia dengan 10 mL larutan NH3 x M konsentrasi belum diketahui dengan menggunakan gelas ukur, kemudian tambahkan 10 mL larutan NH4Cl 1 M, selanjutnya aduklah campuran tersebut. 2. Periksa pH larutan dengan kertas indikator universal dan catat hasilnya. 3. Isilah masing-masing 3 tabung reaksi 1, 2 dan 3 dengan 5 mL larutan nomor 1 di atas. 4. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 5 mL akuades. 5. Periksa pH larutan dengan kertas indikator universal dan catat hasilnya. Wirastiti, 2016, Langkah kerja di atas tidak sesuai untuk kegiatan prediksi siswa. Pada kegiatan memprediksi ini, seharusnya siswa difokuskan untuk membuat campuran dari komponen larutan penyangga dimana salah satu larutan yang dicampurkan belum diketahui konsentrasinya. Campuran tersebut kemudian diukur pH awalnya dengan menggunakan kertas indikator universal. Siswa tidak perlu membagi campuran ke dalam tabung reaksi yang berbeda kemudian ditambah dengan akuades dan diukur pH-nya lagi. Dalam praktikum ini, peneliti menggunakan prinsip titrasi untuk menentukan konsentrasi dari salah satu komponen penyangga. Agar titik ekuivalen pada grafik titrasi yang dibuat lebih mudah ditentukan, maka larutan NH4Cl 0,1 M yang merupakan garam diganti dengan larutan HCl 0,1 M, 65 sehingga untuk menentukan konsentrasi NH3 nantinya menggunakan proses titrasi antara asam kuat HCl 0,1 M dan juga basa lemah NH3. Berikut ini adalah langkah kerja kegiatan prediksi yang sudah diperbaiki. 1. Isilah gelas kimia dengan 5 mL larutan NH3 X M konsentrasi belum diketahui dengan menggunakan gelas ukur, kemudian tambahkan 5 mL larutan HCl 0,1 M. 2. Ukurlah pH larutan dengan kertas indikator universal dan catat hasilnya. Setelah siswa membuat campuran larutan sesuai langkah kerja di atas, siswa kemudian diminta untuk menjawab satu pertanyaan prediksi. Berikut ini adalah pertanyaan prediksi yang belum diperbaiki. Apakah pH akan berubah jika pada tabung 1 dan 3 masing-masing ditetesi 1 tetes HCl 0,1 M dan 1 tetes NaOH 0,1 M? Jelaskan mengapa hasilnya seperti prediksi Anda! Wirastiti, 2016, Pertanyaan di atas tidak dapat menggiring siswa dalam memprediksi perubahan pH campuran dari dua komponen larutan penyusun, dimana konsentrasi salah satu larutan penyusunnya belum diketahui. Berikut ini adalah pertanyaan prediksi LKS yang sudah diperbaiki. Prediksikan pH campuran larutan NH3 X M dan HCl 0,1 M tersebut bila ditambah 2 mL H2SO4 0,1 M asam kuat dan bila ditambah 2 mL NaOH 0,1 M basa kuat ! Jelaskan mengapa hasilnya seperti prediksi Anda! 66 Melalui pertanyaan prediksi di atas, siswa diharapkan mampu memprediksi perubahan pH campuran larutan NH3 X M dan HCl 0,1 M bila ditambah dengan sedikit asam kuat maupun sedikit basa kuat. Setelah menjawab pertanyaan prediksi, siswa kemudian melakukan kegiatan observasi untuk mengetahui kebenaran jawaban prediksinya. Berikut ini adalah langkah kerja kegiatan observasi yang belum diperbaiki. Selanjutnya lakukan percobaan berikut untuk mengetahui kebenaran jawaban prediksi. Dengan langkah kerja yang hampir sama. Ukur pH larutan NaCl 0,1 M, berilah perlakuan dengan menuangkan NaCl 0,1 M dalam 3 gelas kimia yang berbeda, masing-masing ditetesi akuades, larutan asam kuat dan larutan basa kuat. Wirastiti, 2016, Langkah kerja di atas tidak sesuai dengan langkah kerja yang terdapat pada kegiatan prediksi. Seharusnya pada kegiatan observasi, siswa melakukan pembuktian dari jawaban prediksinya yaitu bagaimana perubahan pH campuran yang sudah dibuat jika ditambahkan dengan sedikit asam kuat maupun basa kuat. Siswa dapat membuktikan jawaban prediksinya dengan menentukan konsentrasi larutan NH3 terlebih dahulu. Dalam menentukan konsentrasi larutan NH3 yang belum diketahui, maka siswa melakukan proses titrasi antara asam kuat 5 mL HCl 0,1 M dengan basa lemah NH3 X M, dimana volume NH3 X M yang digunakan tersebut divariasikan. Berikut ini adalah langkah kerja kegiatan observasiyang sudah diperbaiki. 67 Selanjutnya lakukan percobaan berikut untuk mengetahui kebenaran jawaban prediksi. 1. Isilah gelas kimia dengan 5 mL HCl 0,1 M. 2. Tambahkan 3 mL larutan NH3 X M, kemudian ukurlah pH campuran tersebut. 3. Tambahkan 3 mL lagi NH3 X M ke dalam gelas kimia, kemudian ukurlah pH-nya. 4. Ulangi langkah tersebut dengan menambah volume NH3 X M sesuai tabel data pengamatan. Melalui langkah kerja di atas, siswa melakukan proses titrasi antara asam kuat HCl 0,1 M dan juga basa lemah NH3 X M, dimana volume NH3 X M yang ditambahkan ke dalam campuran tersebut divariasikan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pH campuran apabila volume larutan NH3 X M yang digunakan terus menerus ditambah jumlahnya sampai proses titrasi berakhir. Data hasil pengamatan dari kegiatan observasi kemudian dimasukkan ke dalam tabel hasil pengamatan. Tabel hasil pengamatan pada praktikum kedua sebelum dan sesudah diperbaiki dapat dilihat pada Gambar 6. 68 b Gambar 6. Tabel Hasil Pengamatan Praktikum Kedua yang Belum Diperbaiki a dan yang Sudah Diperbaiki b Wirastiti, 2016, Setelah mendapat data pengamatan pada kegiatan observasi, siswa kemudian harus menjawab beberapa pertanyaan pada kegiatan explain. Berikut ini adalah pertanyaan LKS pada kegiatan explain yang belum diperbaiki. 1. Bagaimana perubahan pH pada larutan yang diuji setelah ditambah akuades, asam kuat, dan basa kuat? 2. Tuliskan persamaan reaksi pada larutan uji NH3 + NH4Cl setelah ditambah HCl dan NaOH! 3. Dengan menggunakan pH hasil percobaan, hitunglah molaritas larutan ammonia yang dipakai! Kb NH3 = 1,8 x 10-5 4. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas! 5. Buatlah laporan hasil percobaan dengan format sebagai berikut Percobaan B. Tujuan C. Dasar Teori Kerja E. Hasil Percobaan F. Pembahasan Pustaka 69 Wirastiti, 2016, Agar menyesuaikan dengan langkah kerja siswa pada kegiatan prediksi dan juga observasi serta agar siswa dapat menentukan konsentrasi larutan NH3, maka pertanyaan pada kegiatan explain tersebut juga diubah. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan pada kegiatan explain yang sudah diperbaiki. 1. Buatlah grafik titrasi pH terhadap volume NH3 X M! 2. Tentukan titik ekuivalen dari grafik yang sudah Anda buat! 3. Berapa konsentrasi NH3 berdasarkan grafik? Kb NH3 = 1,8 x 10-5 4. Apakah larutan yang diprediksi merupakan larutan penyangga? Jelaskan jawaban Anda! 5. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas! 7. Buatlah laporan hasil percobaan dengan format sebagai berikut Percobaan B. Tujuan C. Dasar Teori Percobaan E. Pembahasan F. Kesimpulan Pustaka Melalui pertanyaan-pertanyaan di atas, siswa dituntun untuk membuat grafik titrasi antara asam kuat HCl 0,1 M dan basa lemah NH3 X M. Dari grafik titrasi yang sudah dibuat, siswa diminta untuk menentukan pH titik ekuivalen dan 70 volume larutan NH3 X M yang digunakan saat titik ekuivalen. Berdasarkan data tersebut siswa dapat menghitung konsentrasi larutan NH3 menggunakan rumus penentuan pH larutan penyangga basa. Setelah konsentrasi larutan NH3 diketahui, kemudian siswa menentukan apakah campuran yang sebelumnya dibuat pada kegiatan predict merupakan larutan penyangga atau bukan penyangga. Terakhir siswa diminta untuk menyimpulkan hasil percobaan dan membuat laporan praktikum. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kedua ini juga diubah sesuai dengan kegiatan praktikum siswa. Format laporan yang harus dibuat oleh siswa diubah dengan menghilangkan poin cara kerja. Hal ini dilakukan karena LKS siswa juga dilampirkan pada laporan sehingga dirasa siswa tidak perlu lagi menuliskan langkah kerja praktikum. Secara keseluruhan, perubahan LKS praktikum kedua dapat dilihat pada Lampiran 2. b. Persentase Keterlaksanaan Praktikum Data keterlaksanaan praktikum diambil dari tiga sumber instrumen penelitian, yaitu dari angket keterlaksanaan praktikum, lembar observasi keterlaksanaan praktikum, dan lembar observasi aktivitas guru. Keterlaksanaan praktikum dengan metode demonstrasi dan teknik POE dilihat dari persentase ketiga sumber data tersebut. 1 Persentase Keterlaksanaan Praktikum Dilihat dari Angket Keterlaksanaan Praktikum Angket keterlaksanaan praktikum diisi oleh siswa setelah kedua praktikum dengan metode demonstrasi dan teknik POE selesai dilaksanakan. Angket tersebut 71 memberikan gambaran pelaksanaan praktikum pada tahapan kegiatan predict, observe, explain, dan pemahaman siswa yang dikaitkan dengan demonstrasi pendahuluan, penjelasan guru serta LKS praktikum. Angket keterlaksanaan praktikum ini memiliki sepuluh poin indikator, dimana untuk tahap kegiatan predict terdiri dari lima poin indikator, kegiatan observe terdiri dari tiga poin indikator dan kegiatan explain terdiri dari dua poin indikator. Masingâmasing poin indikator tersebut memiliki beberapa kriteria terkait pemahaman siswa yang muncul dari penjelasan guru, penjelasan LKS maupun dari demonstrasi sebelumnya. Tahap kegiatan pertama yang terdapat dalam angket keterlaksanaan praktikum yaitu kegiatan predict. Pada tahap kegiatan ini, terdapat lima poin indikator keterlaksanaan. Masing-masing poin indikator memiliki tiga kriteria yang berbeda. Kriteria tersebut terkait indikator yang muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru, penjelasan dalam LKS atau dari demonstrasi sebelumnya. Uraian masing-masing indikator pada tahap predict adalah sebagai berikut. Indikator pada poin pertama yaitu siswa dapat mengamati perbedaan dan persamaan objek atau bahan dengan menggunakan alat. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guruâ, yaitu sebesar 87%. Angka tersebut menunjukkan bahwa siswa masih banyak mengandalkan penjelasan guru dan kurang memperhatikan penjelasan LKS maupun demonstrasi sebelumnya. Padahal petunjuk untuk siswa 72 dalam hal mengamati perbedaan dan persamaan objek atau bahan dengan menggunakan alat sudah tertuang di dalam LKS praktikum. Tingginya ketergantungan siswa terhadap guru dalam hal ini juga dapat disebabkan karena setiap kelompok hanya diberi satu LKS. Jumlah LKS yang terbatas ini menyebabkan hanya beberapa anggota kelompok saja yang memperhatikan petunjuk LKS, sedangkan yang lainnya lebih mengandalkan penjelasan dari guru. Indikator pada poin kedua yaitu siswa dapat menggunakan alat dan bahan yang sesuai. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guruâ, yaitu sebesar 84%. Angka tersebut menunjukkan bahwa siswa masih mengandalkan guru dalam menggunakan alat dan bahan untuk kegiatan memprediksi. Siswa cenderung lebih memperhatikan penjelasan dari guru daripada petunjuk LKS maupun penjelasan pada demonstrasi sebelumnya. Pada saat praktikum berlangsung, guru memang memberikan arahan kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan predict, sehingga perhatian mereka terhadap petunjuk di LKS kurang maksimal. Hal ini dilakukan oleh guru karena waktu praktikum yang terbatas, sehingga untuk menghemat waktu yang ada guru menjelaskan terlebih dahulu detail langkah demi langkah kegiatan predict kepada semua siswa. Akibatnya keterampilan siswa dalam menggunakan alat dan bahan lebih dominan muncul berdasarkan penjelasan dari guru dibandingkan penjelasan dari LKS maupun dari demonstrasi sebelumnya. 73 Indikator pada poin ketiga yaitu siswa dapat membedakan dari pengamatan mereka yang relevan untuk masalah yang dihadapi. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guruâ, yaitu sebesar 90%. Angka tersebut menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam membedakan hasil pengamatannya masih banyak bergantung kepada penjelasan guru daripada penjelasan dalam LKS maupun demonstrasi sebelumnya. Indikator pada poin keempat yaitu siswa dapat menggunakan data berdasarkan pemahaman mereka untuk memprediksi jawaban pertanyaan. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guruâ, yaitu sebesar 87%. Angka tersebut menunjukkan bahwa peran guru untuk menggiring siswa dalam menjawab pertanyaan prediksi masih dominan. Pemahaman siswa dalam hal memprediksi kurang begitu muncul jika siswa hanya mengandalkan petunjuk LKS maupun demonstrasi sebelumnya. Ketergantungan siswa kepada guru tersebut dapat disebabkan karena penjelasan LKS yang kurang jelas, sehingga tidak dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Selain itu, kemungkinan siswa kurang memahami materi larutan penyangga yang sedang dipraktikumkan. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi inilah yang membuat mereka kebingungan dalam hal membedakan hasil pengamatannya untuk masalah yang sedang dihadapi. Akibatnya siswa lebih 74 banyak mengandalkan penjelasan guru daripada penjelasan dalam LKS maupun dari demonstrasi sebelumnya. Tingginya ketergantungan siswa terhadap penjelasan guru ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pertanyaan prediksi yang kurang jelas dan kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang sedang dipraktikumkan. Kejelasan pertanyaan prediksi di dalam LKS merupakan faktor yang sangat penting, karena jika pertanyaan tersebut membingungkan dapat membuat prediksi siswa menjadi salah. Selain itu, pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipraktikumkan juga cukup penting karena menjadi modal utama bagi siswa dalam menjawab pertanyaan prediksi. Indikator pada poin kelima yaitu siswa dapat melakukan ekstrapolasi meramalkan hal yang mungkin terjadi dengan mengaplikasikan hasil data mereka. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guruâ, yaitu sebesar 71%. Angka tersebut menunjukkan bahwa peran guru dalam kegiatan ekstrapolasi siswa masih dominan. Siswa kurang dapat menggunakan penjelasan di dalam LKS maupun demonstrasi sebelumnya untuk meramalkan hal yang mungkin terjadi dengan mengaplikasikan hasil data mereka. Saat kegiatan praktikum, guru masih harus menggiring siswa dalam menggunakan data hasil kegiatan predict yang sudah siswa peroleh untuk menjawab pertanyaan prediksi. Hal ini disebabkan karena pemahaman siswa tentang materi larutan penyangga belum teralalu baik, sehingga mereka masih 75 kesulitan dalam menghubungkan data dengan jawaban prediksinya. Meskipun demikian, sudah ada beberapa siswa yang dapat membuat prediksi hanya dengan melihat penjelasan di LKS-nya. Tahap kegiatan berikutnya yaitu tahap kegiatan observe. Pada tahap ini, terdapat tiga poin indikator keterampilan. Masing-masing poin indikator memiliki tiga kriteria yang berbeda. Kriteria tersebut terkait indikator yang muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru, penjelasan dalam LKS atau dari demonstrasi sebelumnya. Uraian ketiga indikator pada tahap kegiatan observe adalah sebagai berikut. Indikator pada poin keenam yaitu siswa dapat menentukan apa yang harus diukur. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa dari penjelasan dalam LKSâ, yaitu sebesar 94%. Angka tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah dapat menentukan apa yang harus diukur dengan melihat penjelasan atau petunjuk LKS praktikum. Tingginya criteria tersebut dapat dikarenakan petunjuk LKS sudah jelas dan dapat menuntun siswa untuk menentukan hal-hal apa saja yang harus diukur selama kegiatan observasi berlangsung. Indikator pada poin ketujuh yaitu siswa dapat membandingkan apa yang sebenarnya mereka lakukan dengan apa yang mereka rencanakan. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa dari penjelasan dalam LKSâ, yaitu sebesar 71%. Angka tersebut menunjukkan 76 bahwa siswa sudah dapat memahami penjelasan dalam LKS dengan baik dan tidak terlalu bergantung kepada penjelasan dari guru maupun dari demonstrasi sebelumnya. Keterampilan siswa dalam indikator ini muncul karena di dalam LKS praktikum sudah memuat penjelasan yang menuntun siswa untuk membandingkan hasil prediksinya dengan hasil observasi yang akan mereka peroleh. Penjelasan tersebut dapat dilihat dalam langkah kerja pada kegiatan predict dan juga observe. Meskipun ada beberapa siswa yang masih mengandalkan penjelasan guru dalam indikator ini, tapi sebagian besar siswa sudah dapat melaksanakannya berdasarkan penjelasan dalam LKS. Indikator pada poin kedelapan yaitu siswa dapat mencatat data dengan benar. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa dari penjelasan dalam LKSâ, yaitu sebesar 87%. Tingginya persentase pada kriteria tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah dapat mencatat data hasil pengamatannya berdasarkan penjelasan di LKS dan tidak lagi terlalu bergantung pada penjelasan dari guru maupun dari demonstrasi sebelumnya. Tingginya persentase dari kriteria tersebut dapat disebabkan karena di dalam LKS sudah tercantum tabel data hasil pengamatan, sehingga siswa hanya tinggal memasukkan data pengamatannya pada tabel tersebut. Tabel hasil pengamatan dalam LKS sudah dilengkapi dengan keterangan terkait data apa yang harus diisikan di dalamnya. Hal ini memudahkan siswa dalam mencatat data hasil pengamatannya dengan benar. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa 77 demonstrasi yang sudah dilakukan sebelumnya tidak terlalu berperan dalam memunculkan keterampilan mencatat siswa, karena siswa sudah paham hanya dengan melihat penjelasan di LKS-nya masing-masing. Tahap kegiatan terakhir yang terdapat dalam angket keterlaksanaan praktikum adalah kegiatan explain. Pada tahap ini, terdapat dua poin indikator keterampilan. Masing-masing poin indikator memiliki dua kriteria yang berbeda. Kriteria tersebut terkait indikator yang muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guru dan pemahaman siswa terhadap penjelasan di dalam LKS. Uraian kedua indikator pada tahap kegiatan explain adalah sebagai berikut. Indikator pada poin kesembilan yaitu siswa mendiskusikan apa yang mereka temukan dalam kaitannya dengan pertanyaan awal mereka. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang sama besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guruâ dan kriteria muncul berdasarkan penjelasan dalam LKSâ, yaitu sebesar 81%. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam hal berdiskusi muncul setelah memperoleh penjelasan dari guru dan dari penjelasan yang terdapat di dalam LKS-nya. Saat melaksanakan kegiatan explain, guru memang memberi arahan kepada siswa dalam hal mendiskusikan hasil yang mereka peroleh dengan jawaban prediksi yang sebelumnya sudah dibuat. Guru menginstruksikan kepada seluruh siswa untuk ikut aktif berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing. Selain itu, keterampilan siswa dalam indikator ini juga muncul berdasarkan penjelasan dalam LKS. Di dalam LKS praktikum tersebut sudah dilengkapi dengan 78 pertanyaan-pertanyaan khususnya pada kegiatan explain yang menggiring siswa untuk membandingkan hasil prediksi dengan data observasi yang diperolehnya. Indikator pada poin kesepuluh yaitu siswa mengidentifikasi pola atau kecenderungan dalam pengamatan atau pengukuran mereka dan memerhatikan perubahan yang terkait. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa keterlaksanaan indikator tersebut memiliki persentase yang paling besar pada kriteria muncul berdasarkan pemahaman siswa terhadap penjelasan guruâ, yaitu sebesar 87%. Angka tersebut menunjukkan bahwa siswa masih banyak mengandalkan penjelasan dari guru daripada penjelasan dalam LKS. Tingginya angka ketergantungan siswa terhadap penjelasan guru dapat dikarenakan pemahaman siswa tentang larutan penyangga masih kurang. Hal tersebut dibuktikan dengan masih banyaknya siswa yang berkali-kali bertanya kepada guru, baik menyangkut langkah kerja maupun hasil yang diperolehnya. Hal ini menyebabkan siswa belum dapat mengidentifikasi pola atau kecenderungan dalam pengamatannya secara maksimal, sehingga guru harus memberikan penjelasan kepada siswa tersebut. Akibatnya keterampilan siswa dalam indikator ini lebih banyak muncul karena penjelasan dari guru, bukan dari penjelasan dalam LKS. Keterampilan mengidentifikasi pola atau kecenderungan dalam pengamatan atau pengukuran memang merupakan keterampilan yang tidak mudah, apalagi materi larutan penyangga yang dipraktikumkan siswa membutuhkan pemahaman konsep yang tinggi. Keterampilan ini harus sering dilatih agar siswa lebih teliti dan lebih kritis dalam mengidentifikasi pola atau kecenderungan dalam 79 pengamatan atau pengukuran selama praktikum. Selain itu, sebelum melakukan praktikum, guru sebaiknya memberikan bekal yang cukup kepada siswa tentang